индикатор форекс stochastics / Mengenal Indikator Stochastic Oscillator dan Kelebihan serta Kekurangannya

Индикатор Форекс Stochastics

индикатор форекс stochastics

Mengenal Indikator Stochastic Oscillator dan Kelebihan serta Kekurangannya

Trader membutuhkan berbagai indikator dalam melakukan trading. Salah satu indikator yang paling populer adalah indikator stochastic oscillator. Stochastic oscillator adalah sebuah indikator yang berfungsi menunjukkan sinyal jual beli melalui dua garis yang berpotongan/ berperan sebagai indikator momentum melalui perbandingan suatu harga penutupan/close dengan rentang harga yang ada selama time frame tertentu. Caranya adalah dengan mengkalkulasi selisih harga terendah/low dengan harga tertinggi/high dalam kurun waktu tertentu.

Indikator stochastic oscillator adalah indikator teknikal yang populer untuk:
(1) menunjukkan harga penutupan/close terakhir,
(2) menghasilkan sinyal jenuh beli/overbought atau sinyal jenuh jual/oversold,
(3) membantu memprediksi tren jangka panjang untuk keuntungan yang optimal.

Keakuratan oscillator dipengaruhi oleh time frame yang dipilih. 

Yuk rencanakan keuangan yang sehat dengan mulai investasi saham. Intip cara transaksi saham  yang mudah dengan aplikasi MOST, cek videonya di sini

Cara Membaca Indikator Stochastic

Indikator stochastic oscillator memiliki dua komponen utama, yaitu: kompleks dan multiguna. Keduanya berperan menunjukkan beberapa sinyal penanda berbagai kondisi yang mungkin terjadi. Sinyal-sinyal tersebut, antara lain:
(1) overbought-oversold
(2) divergence
(3) entrytrading

Sinyal Overbought-oversold

PENERAPAN INDIKATOR STOCHASTIC UNTUK SCALPING HANYA 15 MENIT

Bagaimana cara penerapan indikator Stochastic untuk scalping? Forexstrategy membuat target keuntungan kecil. Cuan yang diperolehmu nanti hanya sekitar 5 sampai 10 pips lalu timeframe untuk kamu aplikasikan hanya berlangsung 1 sampai 30 menit.

Untuk menargetkan cuan banyak, scalper disarankan buka banyak posisi. Jadi jangan heran waktu mereka open position sampai puluhan ataupun ratusan kali hanya sekali perdagangan FX.

Begini Pengaturan Chart Indikator Stochasic untuk Scalping

Basic skill untuk dikuasai dan menjadi sangat krusial bagi scalper yaitu set up indicator. Kemudian pahami juga bagaimana eksekusi trading signal tersebut secara baik. Indikator yang kamu gunakan sekarang perannya adalah landasan untuk opening position lalu MA perannya untuk trend filter.

Jarak waktu untuk penerapannya sekitar 1 sampai 15 menit di platform MT4. Lalu terdapat pengaturan lain untuk kamu aplikasikan saat hendak menerapkan trading strategy tersebut.

  • Pasang Stochastic pada setup up %K (periode 14) %D (periode 3) lalu Slowing 3
  • Pasang 2 MA indicator yakni SMA (Simpel Moving Average) berperiode lalu EMA (Exponential Moving Average) berperiode Berikan warna berbeda untuk mudah memahaminya

15 Menit Trading dengan Indikator Stochastic untuk Scalping

Lalu skenario perdagangan valasnya seperti apa? Pasca mengecek seluruh indikator dan all set berdasarkan setup di atas maka muncul 2 trading scenario untuk kamu aplikasikan. Tapi perlu dipahami jika metode yang dimanfaatkanmu yaitu scalping. Artinya, perlu kejelian trader untuk mengamati chart ataupun entry position karena keduanya sangat dibutuhkan.

Skenario pertama yakni saat opening position Buy. Biasanya signalentry position Buy tandanya Stochastis Line berwarna biru lewat Stochastic line merah pada oversold zone. Kondisi yang berlangsung pada level under 20. Lalu muncul intersection SMA line warna kuning dengan EMA line warna ungu. 

Perpotongan bawah ke atas. Waktu yang ditemukan kondisi ini, menandakan buka posisi Buy merupakan keputusan tepat dan harus diambil segera. Lalu ambil exit trade waktu Stochastic line warna biru lewat Stochastic line merah di overbought zone

Skenario indikator Stochastic untuk scalping selanjutnya adalah sell scenario. Kemunculan Stochastic line biru lewat Stochastic line merah (atas – bawah). Kondisi yang menandakan overbought di level   Signal sell juga dapat ditangkap lewat scalping technique waktu SMA linemove lewat EMA (atas – bawah).

Indikasi jika waktu itu market forex tren jualnya tengah menurun alias downtrend. Pada chart juga terlihat lingkaran (biasanya 1 dan 3) sebagai entry point untuk Sell lalu lingkaran (biasanya 2 dan 4) sebagai exit position. Kemunculan exit trader waktu Stochastic line biru lewat Stochastic line merah (bawah – atas) lalu menuju oversold zone pada level

Untuk safety trading, direkomendasikan untuk memasang SL (Stop Loss) 2 pips untuk upper entry position point. Trader menggunakan scalping juga punya risiko tinggi. Jangan sampai kamu tak fokus atau tidak teliti sehingga membuatmu malah terkena jebakan price noise ataupun fake signal.

Tak kalah penting, kamu mesti menentukan risk management sebelum mulai perdagangan FX. Apalagi saat kamu masih new trader dan butuh jam terbang serta waktu cukup banyak agar menjadi trader berpengalaman.

Akhir Kata

Itulah bagaimana cara mengaplikasikan indikator Stochastic untuk scalping. Pastikan kamu memahami serta mempelajarinya secara benar. Lalu kamu dapat trading dan keuntunganmu pun hanya masalah waktu. Semoga bermanfaat.

Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia,broker forex legal di indonesia,broker forex legal,FOREXimf

Perbedaan Indikator RSI Dan Stochastics: Mana Yang Lebih Unggul?

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

RSI dan Stochastics adalah dua jenis indikator oscillator yang populer. Pada umumnya, RSI dan Stochastics digunakan untuk mengidentifikasi keadaan jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold), dan keadaan divergensi pergerakan harga. Namun demikian, kedua indikator tersebut dibuat dengan dasar filosofi dan formula yang berbeda, sehingga interpretasi dan aplikasinya perlu disesuaikan dengan keadaan pasar. Berikut perbedaan indikator RSI dan Stochastics yang penting untuk diketahui trader forex.

RSI

RSI (Relative Strength Index) dibuat untuk mengukur kecepatan perubahan harga. Dalam model pengukuran ini pergerakan harga diasumsikan elastis, dalam arti bisa bergerak sejauh jarak tertentu dari harga sekarang sebelum berbalik arah atau retrace. Kenaikan harga yang lebih cepat akan mengakibatkan keadaan jenuh beli atau overbought, dan penurunan harga yang lebih cepat akan mengakibatkan keadaan jenuh jual atau oversold. Nilai RSI berbanding proposional dengan kecepatan gerak dan besaran harga sehingga bisa digunakan untuk mengidentifikasi keadaan overbought dan oversold.

Formula RSI adalah:

RSI = - ( / (1+U/D) )

U adalah nilai rata-rata perubahan harga yang positif atau naik dalam periode waktu tertentu, dan D adalah nilai rata-rata perubahan harga yang negatif atau turun dalam periode tertentu.

Makin sering terjadi kenaikan harga dalam periode waktu tersebut akan makin tinggi nilai RSI. Dengan hanya berubah jika terjadi perubahan besaran harga (naik atau turun), maka RSI akan menyaring sinyal-sinyal yang tidak mengandung informasi perubahan harga, dan dengan periode waktu pengukuran yang makin kecil maka RSI akan semakin cepat berubah (lebih sensitif).

Range nilai RSI adalah 0 hingga , dan pada umumnya RSI di atas 70 diasumsikan kemungkinan keadaan overbought dan dibawah 30 diasumsikan kemungkinan oversold. Tetapi bukan berarti harga akan berbalik arah jika nilai RSI berada pada 2 nilai ekstrem tersebut, karena dalam kenyataannya, elastisitas pergerakan harga tidak bisa diukur dengan pasti. Interpretasi secara umum bila RSI berada di antara 50 hingga 70 harga akan bergerak dengan trend positif (uptrend) dan jika berada di antara 30 hingga 50 harga akan bergerak dengan trend negatif (downtrend).

Stochastics

Indikator Stochastics lebih mengukur momentum di mana pergerakan harga telah mencapai keadaan overbought atau oversold sehingga bisa mengidentifikasi kemungkinan retrace atau reversal. Formula indikator Stochastics didasarkan pada pentupan harga sekarang dibandingkan dengan range harga dalam periode waktu tertentu. Filosofi dasar indikator ini adalah jika trend atau harga sedang naik maka harga akan cenderung ditutup dekat dengan harga tertinggi dalam range, dan jika trend atau harga sedang turun maka akan cenderung ditutup dekat dengan harga terendah dalam range.

Sama dengan RSI, range nilai Stochastics adalah 0 hingga , dan pada umumnya nilai stochastics di atas 80 diasumsikan keadaan overbought dengan kemungkinan harga akan retrace (bergerak turun), sementara di bawah 20 diasumsikan keadaan oversold dengan kemungkinan akan kembali bergerak naik. Hal ini bukan berarti harga akan berbalik arah jika nilai stochastics berada pada 2 nilai ekstrem tersebut. Ketika trend sedang kuat nilai stochastics akan tetap berada pada area ekstremnya (overbought atau oversold) karena harga akan selalu ditutup dekat dengan level tertingginya (untuk uptrend), atau level terendahnya (untuk downtrend).

Contoh Perbedaan Indikator RSI Dan Stochastics

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa RSI akan lebih akurat jika diterapkan pada kondisi pasar yang sedang trending dibandingkan stochastics. Sedangkan Stochastics akan lebih akurat untuk kondisi pasar yang sideways atau ranging. Berikut contoh aplikasi kedua indikator tersebut pada chart daily EUR/USD dan AUD/USD:

Indikator RSI Versus Stochastics : Mana Yang

Pada chart daily EUR/USD, untuk periode waktu ketika harga bergerak downtrend, indikator RSI (14) berada pada level antara 30 hingga 50 yang menunjukkan kondisi trend negatif (bearish) dan tidak pernah menyentuh level 50 (netral), sementara indikator Stochastics (14,3,3) menunjukkan kondisi oversold (dibawah level 20) hingga kondisi bullish (diatas level 50) yang menyebabkan kesalahan interpretasi, atau menimbulkan false signal.

Sementara untuk kondisi sideways pada chart daily AUD/USD di atas, indikator RSI (14) berosilasi di sekitar level dan tidak menunjukkan keadaan overbought atau oversold, sementara indikator Stochastics (14,3,3) dengan jelas menunjukkan 2 kali keadaan oversold dan 2 kali overbought. RSI baru berada pada area oversold ketika harga telah turun beberapa hari kemudian, sedang Stochastics telah memberikan sinyal sell ketika kurva %K memotong %D saat harga mulai turun dengan tajam.

Contoh di atas menunjukkan indikator RSI lebih reliable untuk kondisi trending, sementara Stochastics lebih akurat untuk kondisi pasar yang sideways (ranging). RSI sering digunakan pada time frame rendah terutama trader harian untuk mengetahui kecepatan perubahan harga dan kecenderungan trend dalam jangka pendek, sementara stochastics umumnya digunakan oleh swing trader untuk mengidentifikasi momentum pada jangka menengah hingga panjang.

Mengenal Indikator Stochastic dan Tips Menggunakannya Untuk Trading Forex


zoom

Dalam analisis teknikal, ada banyak indikator dan strategi untuk mengoptimalkan aktivitas trading Anda. Meskipun ada banyak indikator lanjutan seperti Relative Strength Index (RSI) atau Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang jauh melampaui dasar-dasar level support dan resistance, ada optimasi lebih lanjut dari indikator tersebut yang dapat menguntungkan gaya trading Anda. Salah satu yang akandibahas di sini adalah indikator stochastic.

Apa itu Indikator Stochastic?

Stochastic oscillator sangat mirip dengan RSI, indikator teknis yang populer untuk mengungkapkan area overbought dan oversold. Sejak diperkenalkan pada an, ini masih menjadi salah satu indikator trading paling populer hingga hari ini.

Baik RSI dan indikator stochastic didasarkan pada momentum harga daripada harga absolut. Oleh karena itu, relative strength index (RSI) dan stochastic oscillator keduanya banyak digunakan dalam analisis teknis untuk menunjukkan turning point atau titik balik jangka pendek dan sering digabungkan, meskipun faktanya masing-masing memiliki rumus dasar yang berbeda. Stochastic oscillator dibangun dengan asumsi bahwa harga penutupan harus ditutup mendekati harga yang sama dengan arah trend saat ini. Sementara itu, RSI hanya menunjukkan area overbought dan oversold dengan mengukur kecepatan pergerakan harga.

Dengan kata lain, RSI mengukur kecepatan pergerakan harga untuk menunjukkan turning point, sedangkan indikator stochastic melakukan hal yang sama tetapi lebih menekankan pergerakan harga terkini. Oleh karena itu, stochastic oscillator merupakan indikator yang lebih sensitif. Secara umum, RSI lebih tepat selama trending market, sedangkan stochastic lebih tepat selama sideways market.

Cara Membaca Indikator Stochastic

Stochastic oscillator berkisar antara nilai 0 dan Nilai di atas 80 dianggap area overbought sementara mencapai di bawah 20 dianggap level oversold. Namun, garis stochastic oscillator yang bergerak di atas atau di bawah level tersebut tidak selalu menunjukkan pembalikan trend. Jika trend cukup kuat, trend dapat bertahan di wilayah overbought atau oversold untuk waktu yang lama. Jika demikian, divergensi bullish dan bearish sering kali terbentuk dan lebih sering daripada tidak, divergensi tersebut menghasilkan pembalikan trend yang berat (jangka pendek). Mengandalkan hanya pada area overbought dan oversold dapat memberikan false signal kepada trader, yang mengakibatkan negatif trade. Sebaliknya, trader harus mencari confluence indikator yang berbeda, yang berarti banyak indikator yang mengarah ke arah yang sama.

Selanjutnya, stochastic oscillator terdiri dari dua garis; biru dan merah dengan pengaturan default. Salah satunya menampilkan nilai aktual oscillator untuk setiap sesi, dan satunya menampilkan simple moving average tiga hari. Berdasarkan asumsi bahwa harga diperkirakan akan mengikuti momentum, crossover atau perpotongan kedua garis ini dianggap sebagai sinyal bahwa pembalikan arah dapat terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama, karena hal tersebut menunjukkan pergeseran momentum yang besar antara dua hari.

Divergensi, seperti yang disebutkan sebelumnya, juga dipandang sebagai sinyal pembalikan yang penting. Misalnya, ketika trend harga bearish membentuk lower low, tetapi oscillator menunjukkan higher low, ini mungkin mengisyaratkan pembalikan trend bullish karena bearish kehilangan momentum.

RSI, Indikator Stochastic dan RSI Stochastic

RSI stochastic dibangun dengan menerapkan rumus stochastic oscillator ke sekumpulan nilai relative strength (RSI) daripada ke data harga standar.

Oscillator StochRSI dikembangkan untuk memanfaatkan kedua indikator momentum untuk membuat indikator yang lebih sensitif yang disesuaikan dengan kinerja historis sekuritas tertentu daripada analisis umum perubahan harga. Meskipun demikian, yang satu tidak lebih unggul dari yang lain, StochRSI hanya bergerak lebih dan lebih cepat daripada RSI.

Membandingkan RSI, indikator Stochastic dan RSI Stochastic

Saat membandingkan RSI, RSI stochastic, dan indikator stochastic, kita dapat mengamati bahwa dalam rentang waktu hampir enam bulan, telah terjadi enam aksi jual yang signifikan. Selama periode tersebut, indikator stochastic telah tujuh kali menyentuh area overbought, sedangkan RSI stochastic menyentuhnya sebanyak delapan kali. Sebaliknya, RSI hanya menyentuhnya dua kali. Total volatilitas pasangan mata uang USD/EUR selama rentang waktu itu adalah 3,75 persen, yang sangat rendah dibandingkan dengan kelas aset berisiko tinggi.

Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa indikator stochastic bekerja lebih baik di forex daripada RSI; namun, ini memberikan satu sinyal overbought yang salah selama periode tersebut.

Stochastic Osciliator

Pengertian Stochastic Oscillator

Indikator Stochastic Oscillator adalah salah satu indikator teknikal yang digunakan dalam analisis trading forex untuk membantu mengidentifikasi kondisi overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual) di pasar. Indikator ini dibuat oleh George Lane pada tahun an dan umumnya digunakan oleh trader forex sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan trading.

Stochastic oscillator digunakan untuk mengukur momentum pasar dan memberikan sinyal trading berdasarkan kondisi jenuh beli atau jenuh jual. Ketika garis Stochastic Oscillator berada di atas level 80, maka dianggap sebagai kondisi overbought atau jenuh beli, dan ketika berada di bawah level 20, maka dianggap sebagai kondisi oversold atau jenuh jual.

Fungsi Indikator Stochastic Oscillator

Indikator Stochastic Oscillator memiliki beberapa fungsi dalam trading forex, di antaranya:

1. Mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold
2. Mengukur momentum pasar
3. Memberikan sinyal trading
4. Mengkonfirmasi sinyal trading dari indikator lain

Rumus Penghitungan Stochastic Oscillator

Anda bisa mendapatkan nilai Stochastic Oscillator dengan menggunakan rumus hitung berikut ini:

%K = [(harga penutupan - harga terendah dalam N periode) / (harga tertinggi dalam N periode - harga terendah dalam N periode)] x

%D = Moving average simple (SMA) dari %K dalam M periode

Dalam rumus tersebut, N dan M adalah periode yang dapat disesuaikan sesuai dengan preferensi Anda. Periode N umumnya diatur pada 14, sedangkan periode M diatur pada 3.

Berikut adalah contoh perhitungan stochastic oscillator:

Misalkan harga penutupan suatu pair mata uang pada periode tertentu adalah , harga tertinggi dalam 14 periode sebelumnya adalah , dan harga terendah dalam 14 periode sebelumnya adalah

Maka, perhitungan %K akan menjadi:

%K = [( - ) / ( - )] x =

Kemudian, perhitungan %D menggunakan SMA 3 periode akan menjadi:

%D = ( + + x) / 3

Misalnya, pada periode sebelumnya %K adalah , maka perhitungan %D akan menjadi:

%D = ( + + x) / 3 = / 3 =

Dalam contoh ini, nilai %K adalah dan nilai %D adalah

Dalam penggunaannya, trader bisa memperhatikan level-level 80 dan 20 pada stochastic oscillator untuk menentukan kondisi overbought atau oversold. Selain itu, trader juga bisa memperhatikan pergerakan garis %K dan %D serta perpotongan keduanya untuk mendapatkan sinyal buy atau sell

Trade with HSB Investasi easily

dollar icon

Masukkan deposit dan withdrawal trading secara instan via Bank Segregasi HSB

Registered & supervised by

icon bca

Buka Akun DemoBuka Akun live

Stochastic Oscillator: Pengertian, Cara Setting, dan Penggunaan




Ada banyak indikator forex yang bisa digunakan trader untuk meraih profit optimal, selain indikator RSI dan Fibonacci, ada indikator stochastic yang membuat perhitungan trading Anda semakin akurat. 


Stochastic adalah salah satu indikator populer yang sering digunakan. Sebelum berlanjut pada pembahasan mengenai indikator stochastic ini, kalian bisa mendaftarkan diri dengan menjadi seorang IB atau mengajak teman kalian pada program GICAffiliate agar bisa mendapatkan income tambahan dan juga bonus sebagai seorang Affiliate.



Stochastic adalah indikator untuk menilai kekuatan tren 


Sejak dikembangkan oleh George Lane pada , stochastic masih menjadi salah satu indikator trading forex paling populer hingga hari ini. Stochastic adalah indikator yang berguna untuk menilai momentum atau kekuatan tren. 


Indikator ini memprediksi harga selama periode waktu tertentu dengan harga penutupan selama periode tersebut. Prinsip dasar stochastic adalah bahwa ketika sebuah mata uang berada dalam tren naik, maka harga akan menutup di dekat level harga tertinggi sebelumnya dan jika sebuah mata uang berada dalam tren turun, maka harga akan menutup di dekat level harga terendahnya. 


Indikator stochastic sangat sensitif terhadap pergerakan harga di pasar dan lebih sering berayun naik dan turun dibandingkan indikator momentum lainnya.  Stochastic oscillator adalah indikator forex yang bisa memberi petunjuk kapan waktu terbaik untuk trader harus melakukan buy atau sell. 


Meskipun akurasi tidak bisa %, trader masih bisa meningkatkan akurasi indikator tersebut dengan cara mengkombinasikannya dengan indikator yang lain, atau dengan manajemen modal (money management) yang tepat. 


Indikator Stochastic ini bisa kalian terapkan pada trading yang kalian lakukan. Untuk melakukan trading itu sendiri, kalian bisa bergabung dengan GIC dengan mendownload aplikasi GIC pada Play Store maupun App Store dalam Smartphone kalian.

Cara menggunakan indikator stochastic adalah?


Kegunaan utama indikator stochastic adalah untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold) pada trading. Pada indikator ini, Anda bisa melihat adanya dua garis dalam osilator yang sering disebut sebagai garis %K untuk warna biru dan garis %D untuk warna merah yang biasanya ditampilkan sebagai garis putus-putus. 


Berbeda dengan Fibonacci yang hanya bisa digunakan pada posisi pasar sedang turun (downtrend) atau pada posisi pasar sedang naik (uptrend). Stochastic juga bisa digunakan pada saat kondisi pasar dalam kondisi sideway. 


Sideway adalah kondisi pasar saat sedang datar, dimana terjadi keraguan dalam pasar. Bullish (harga naik) dan bearish (harga turun) sama-sama kuat sehingga menyebabkan kondisi sideway. 


Indikator stochastic dalam trading forex biasanya digunakan dengan berdasarkan tiga acuan, yaitu level overboughtdan oversold, titik perpotongan garis (crossover), dan divergensi. Berikut penjelasannya.

1. Sebagai penanda overbought dan oversold


Indikator stochastic adalah indikator yang mengukur pergerakan naik turun harga dengan kisaran angka Jika berada pada angka 80 atau lebih besar, maka artinya suatu aset telah mengalami overbought, sehingga kemungkinan besar harga akan berbalik turun atau terkoreksi. 


Bagi trader ini artinya waktu untuk melakukan sell.  Namun, jika berada pada angka 20 atau lebih kecil, maka artinya suatu aset telah mengalami oversold, sehingga kemungkinan besar harga akan berbalik naik. 


Bagi trader ini artinya waktu untuk melakukan buy. Akan tetapi, sinyal ini tidak bisa diandalkan apabila tren harga berada pada posisi yang kuat. Oleh karena itu, trader forex harus memastikannya dengan dua acuan lain berikut.

2. Melihat jeli titik perpotongan garis (crossover)


Berbeda dengan indikator RSI yang hanya memiliki satu garis sinyal, pada indikator stochastic, trader bisa melihat dua garis yang sering disebut sebagai garis %K untuk warna biru dan garis %D untuk warna merah yang biasanya ditampilkan sebagai garis putus-putus. 


Dua garis komponen indikator stochastic ini ditampilkan secara bersamaan di bawah grafik harga. Garis %K mengukur tingkat perubahan harga saat ini dan sering disebut dengan fast stochastic, sedangkan garis %D merupakan nilai rata-rata (moving average) dari garis %K dan disebut dengan slow stochastic.  


Apa perbedaan stochastic slow dan fast? Fast stochastic adalah garis indikator stochastic yang bereaksi lebih cepat karena menggunakan perhitungan dengan data harga terbaru namun bisa menghasilkan sinyal yang salah sedangkan stochastic slow adalah garis indikator stochastic yang bereaksi lebih lambat dan menggunakan perhitungan nilai rata-rata (moving average), meskipun membutuhkan lebih banyak waktu untuk menghasilkan sinyal, namun hasilnya akan lebih akurat. 


Jika menggunakan rumus indikator stochastic, perhitungan untuk %K dan %D pada suatu periode tertentu adalah sebagai berikut ini. %K (N)= x (Close Price - Low Price) / (High Price - Low Price)Close price adalah harga penutupan pada periode N, sedangkan low price adalah harga terendah pada periode N, dan high price adalah harga tertinggi pada periode N. George Lane, orang yang mengembangkan stochastic merekomendasikan periode 14 atau N=14 untuk penggunaan standar. 


Trader juga bisa menggunakan periode 9 dan 21 sebagai alternatif. Lalu, bagaimana cara indikator stochastic menemukan sinyal entry trading? Nah, untuk ini Anda bisa memperhatikan titik perpotongan garis crossing antara %K dan %D, karena %K berperan sebagai fast stochastic dan %D merupakan slow stochastic, maka sinyal buy muncul ketika %K memotong %D dari bawah ke atas. 


Sebaliknya, sinyal sell terjadi saat %K memotong %D dari atas ke bawah. Jika persilangan ini terdapat di area overbought dan oversold, maka Anda bisa mendapat sinyal entry trading yang lebih terkonfirmasi. 


Sederhananya, cara membaca indikator stochastic sebagai petunjuk entry trading adalah dengan mengenali persilangan garis %K dan %D di zona overbought dan oversold. 

3. Sebagai penanda divergensi


Seperti indikator oscillator lain yang berguna sebagai penunjuk momentum, stochastic adalah salah satu indikator andalan dalam analisis divergence. Oleh karena itu, cara membaca dan menggunakan indikator stochastic adalah dengan mengandalkan puncak (high) dan dasar (low) yang terbentuk dari garis-garis sinyal.  


Ketika grafik stochastic menunjukkan high atau low yang semakin menurun, maka hal itu menandakan terjadinya pelemahan momentum. Sebaliknya, cara membaca indikator stochastic saat momentum sedang menguat adalah dengan memperhatikan peningkatan high atau low dari garis sinyal. 


Penguatan harga biasanya memang ditandai dengan high yang semakin meningkat. Namun, sebenarnya momentum justru sedang melemah, karena high stochastic akan menurun. Hal ini menunjukkan bahwa bullish harga tidak didukung oleh momentum sesungguhnya. 


Jadi, bisa disimpulkan jika kondisi pasar ada di posisi uptrend, harga akan berbalik mengikuti penurunan momentum. Jika kalian masih kurang memahami indikator ini, kalian bisa mengukur kemampuan kalian tersebut pada Preliminary Test dan lihat sudah sampai mana keahlian kalian dalam bertrading!

Cara setting stochastic yang akurat adalah?


Bagi trader pemula melakukan setting indikator stochastic mungkin terlihat rumit, Anda bisa  mengikuti cara berikut ini.


1. Buka platform Metatrader Anda 


Pilih tampilan grafik pasangan mata uang dan timeframe. Indikator stochastic bisa digunakan pada semua timeframe.

Baca Juga :

 

2. Setting indikator stochastic adalah?


 Pertama buka ‘Menu Chart/Grafik’ pada platform trading Anda, lalu klik ‘Insert’, pilih ‘Indicators’, kemudian ‘Oscillators’, setelah itu pilih ‘Stochastic Oscillator’. 

3. Mengubah setting Parameter  


Setelah muncul tampilan pengaturan indikator stochastic, trader bisa mengubah angka parameter stochastic oscillator. Parameter standar adalah 5, 3, 3 dan yang sering digunakan untuk stochastic adalah 14, 3, 3 dan 21, 5, 5. 


Stochastic sering disebut sebagai fast stochastic jika menggunakan parameter 5, 4. Sedangkan slow stochastic dengan parameter 14, 3, dan full stochastic dengan parameter 14, 3, 3.  Fast stochastic merespon perubahan harga di pasar dengan cepat, sementara slow stochastic mengurangi jumlah sinyal palsu. 


Trader bisa memilih parameter sesuai kebutuhan. Masih bingung untuk menggunakan indikator ini? kalian bisa berkonsultasi secara langsung dengan mengisi Trader Assessment dan berkonsultasi bersama GIC.

Kelebihan Trading Menggunakan Indikator Stochastic Adalah?


Seperti yang telah ditulis sebelumnya, stochastic adalah salah satu indikator yang sering digunakan oleh para trader. Selain teori dan praktiknya yang terbilang sederhana, indikator satu ini juga memiliki berbagai kelebihan. Kelebihan stochastic adalah:

1. Beri Sinyal Ketika Terjadi Pelemahan Harga


Indikator stochastic akan memberikan sinyal pada saat terjadinya pelemahan harga di bursa. Dengan demikian, trader bisa menjadikan suatu sinyal indikator stochastic sebagai salah satu tumpuan dalam pengambilan keputusan dalam trading.

2. Indikator Stochastic Lebih ‘’Sensitif’’


Indikator stochastic juga memiliki ciri khas yang lain yaitu sifatnya yang ‘’sensitif’’. Tentu saja hal ini jadi salah satu kelebihan juga. Sayangnya, kelebihan ini juga bisa menjadi suatu kekurangannya. Dengan sifat ‘’sensitif’’, indikator ini akan menunjukkan sinyal lebih awal, juga akan berpotensi menangkap sinyal palsu. Untuk menghindari sinyal palsu tersebut, karena sifatnya yang sensitif, maka kalian memerlukan lebih dari sekedar %D untuk menghaluskannya.

3. Dapat Anda Aplikasikan Pada Pasar yang Sideway dan Profitable

Ini juga menjadi kelebihan dari indikator stochastic, di mana kegunaannya yang sangat fleksibel. Indikator ini bisa kaian aplikasikan pada pasar yang sedang datar, atau pasar yang sedang dalam fase menguntungkan.

Masih kesulitan untuk memahami teknik dasar trading forex? 


Tidak perlu kuatir, jika Anda merasa kesulitan dalam memahami materi belajar atau teknik dasar trading, itu bukan karena pasar forex tidak bisa dipahami. Untuk memudahkan Anda dalam proses menjadi trader ahli, kalian bisa bergabung dengan GICTrade dengan mempelajari segala hal yang ada pada jurnal ataupun bergabung bersama komunitas kami.


Namun, jika terdapat keluhan maupun kepuasan kalian terhadap GIC, kalian bisa mengisi survey internal agar kami bisa mengetahui performa yang kami miliki. 










 

Tags : ForexTeknikalTrading

Yuliati Iswandiari

Yuli is a writer and editor with over 4 years of experience who covering a wide range of writing. She always worked on the digital team. Previously she covered the health, lifestyle, and beauty content. As a writer for GIC, her mission is to provide educational information to help you make smarter and better-informed decisions because she knows finance can be complex and intimidating.

nest...

аналитика форекс gbp кaртa мирa форекс вспомогательные индикаторы форекс как платят налоги трейдеры валютного рынка форекс лучшие индикаторы для входа индикаторы измерения температуры щитовые дмитрий котенко форекс клипaрт для форекс имхо на форексе дц форекс брокер отзывы безрисковая комбинация форекс индикаторы рынка ферросплавов